Liputan6.com, Jakarta – Ketenaran dan populalaritas KPop atau industri idol asal Korea Selatan, tak bisa dibantahkan lagi. Bukan hanya di Asia, popularitas karya hingga kebudayaan industri K-Pop pun sudah mendunia.
Siapa yang tak mengenal karya-karya Bangtan Sonyeondan atau dikenal dengan BTS. Lalu idol lain yang tergabung dalam grup EXO, Blackpink, Twice, hingga penyanyi asal Indonesia Dita Karang yang sukses dengan grup idol perempuannya Secret Number.
Belum lagi industri drama Korea atau K-drama, yang setiap alur ceritanya sukses membuat siapapun yang menonton terhibur dan terhanyut. Makanya, banyak penggemar dalam negeri hingga mancanegara yang memberi perhatian lebih dan mendukung penuh Idol favoritnya.
Mereka membeli album, merchandise resmi, lightstick, pernak-pernik, hingga ikut memberikan suaranya atau vote di berbagai ajang penghargaan internasional, agar grup idola mereka keluar sebagai pemenang.
Ternyata, pola penggemar yang mengidolakan Kpop dengan cara membeli berbagai album dan merchandise resmi, menjadi peluang usaha sebagai jastipers atau jasa titip (jastip). Di Indonesia, jastipers untuk memanjakan para Kpopers sudah banyak dan ternyata semakin berkembang pada saat Pandemi COVID-19.
Namun, bagi penggemar K-popers yang tidak berhati-hati, tak jarang juga jadi korban jastipers nakal yang ingin meraup untung yang besar, namun merchandise idaman tak sampai di tangan.
Sementara, menurut pecinta sekaligus pemilik usaha jastip industri Kpop Korea Selatan, Sinta Kusuma dengan akun @gureumshop, industri Kpop sudah dikenal internasional pada saat era boy band generasi pertama, BigBang atau sekitar tahun 2006.